FISIOTERAPI BEKASI - Patah tulang atau fraktur adalah kondisi serius yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem gerak bagi penderitanya. Untuk mengobati patah tulang, salah satu cara yang umum dilakukan yaitu, pemasangan pen di area tulang melalui prosedur operasi. Lantas, bagaimana ketentuan prosedur pemasangan pen ini? Berikut informasi lengkap mengenai pen tulang yang perlu Anda ketahui.


Apa itu pen tulang?

Pen adalah implan yang terbuat dari logam, umumnya stainless steel (baja tahan karat) atau titanium, yang bisa bertahan lama dan kuat. Implan ini merupakan alat pendukung yang biasa digunakan untuk mengobati patah tulang atau fraktur, selain gips atau belat.

Fungsi pen dalam pengobatan fraktur adalah memastikan tulang yang patah berada di posisi struktur tulang yang tepat, sementara tulang tersebut tumbuh dan menyambung kembali atau sedang dalam masa penyembuhan. Pen ini dipasang di dalam area tulang yang patah melalui prosedur operasi dan bisa tinggal di dalam tubuh untuk waktu yang lama atau bahkan selamanya.

Meski demikian, pada kondisi tertentu, pen untuk fraktur ini pun bisa dikeluarkan atau diganti. Bila akan diganti pada suatu waktu, implan juga bisa terbuat dari bahan lainnya, seperti kobalt atau krom. Apapun bahan yang digunakan, implan dibuat dan dirancang khusus untuk tubuh, sehingga jarang menimbulkan reaksi alergi.

Dilansir dari Ortho Info, pemasangan pen dengan prosedur operasi ini memungkinkan rawat inap yang lebih pendek bagi pasien, fungsi tulang dapat kembali normal lebih awal, serta mengurangi kemungkinan komplikasi fraktur, seperti nonunion (penyembuhan yang tidak tepat) dan malunion (penyembuhan dalam posisi yang tidak tepat).

Apa saja bentuk pen yang biasa digunakan untuk mengobati patah tulang?

Implan atau pen untuk patah tulang memiliki beragam bentuk. Bentuk implan yang umum digunakan untuk mengobati patah tulang biasanya berupa pelat, sekrup, paku atau batang, dan kabel. Adapun bentuk implan atau pen yang akan digunakan tergantung pada jenis fraktur dan lokasi spesifiknya.

 

Sebagai contoh, pen berbentuk paku atau batang biasanya digunakan di tulang panjang, seperti patah tulang kaki, terutama tulang paha (femur) dan tulang kering (tibia). Sementara bentuk kabel sering digunakan untuk menahan potongan tulang yang terlalu kecil, seperti patah tulang pergelangan tangan dan patah tulang pada kaki.

Selain itu, ada pula implan berbentuk sekrup dan batang yang dipasang di luar tubuh (eksternal). Namun, berbeda dengan internal, pemasangan implan eksternal ini umumnya hanya sementara.

Siaja saja yang perlu operasi pemasangan pen untuk patah tulang?

Tidak semua penderita fraktur perlu melakukan operasi pemasangan pen pada patah tulang. Biasanya, prosedur ini dilakukan pada kasus fraktur tertentu, seperti:

·         Fraktur yang rumit, yang sulit disejajarkan dengan gips atau belat.

·         Hasil gambar rontgen atau CT scan secara berkala menunjukkan bahwa tulang tidak sembuh setelah tiga bulan atau lebih sejak cedera.

·         Bagi penderita patah tulang yang tidak menginginkan pengobatan jangka panjang.

Sementara pemasangan implan eksternal biasanya dilakukan untuk patah tulang yang lebih parah, kompleks, dan tidak stabil, seperti tulang yang telah pecah menjadi lebih dari satu bagian. Kondisi ini umumnya terjadi pada jenis patah tulang panggul, di mana pemasangan pen secara internal sulit dilakukan. Selain itu, operasi pemasangan pen eksternal pun kerap dilakukan pada penderita dengan jenis fraktur terbuka.

Sebaliknya, operasi pasang pen justru tidak disarankan pada kondisi fraktur tertentu, seperti adanya kerusakan jaringan lunak di sekitar patah tulang atau jika ada infeksi pada tulang. Pada kondisi ini, pemasangan pen atau prosedur pengobatan lain baru akan dilakukan setelah infeksi atau kerusakan jaringan tersebut disembuhkan.

Prosedur pengobatan ini pun kerap tidak dipilih karena efek samping dan komplikasi yang mungkin ditimbulkannya, seperti rasa nyeri, pembengkakan, memar, dan infeksi pada area bekas operasi, sindrom kompartemen, atau deep vein thrombosis (DVT/trombosis vena dalam). Oleh karena itu, konsultasikan selalu dengan dokter mengenai jenis pengobatan yang tepat, termasuk manfaat dan risikonya, sesuai kondisi Anda.

Apa saja persiapan sebelum melakukan operasi patah tulang?

sebelum operasi angkat rahim

Ada beberapa hal yang perlu Anda dan dokter persiapkan sebelum menjalani operasi pasang pen patah tulang. Dokter dan perawat umumnya akan menginformasikan hal ini untuk Anda sebelum operasi tersebut dijalankan. Namun, sebagai gambaran, berikut beberapa persiapan sebelum menjalani operasi patah tulang yang umum dilakukan:

·         Tidak makan dan minum selama 6 jam sebelum operasi dilakukan untuk menghindari efek dari anestesi atau obat bius, terutama anestesi total.

·         Beritahu dokter mengenai obat-obatan yang sedang Anda konsumsi. Dokter mungkin akan minta Anda untuk menghentikan konsumsi obat-obatan tersebut satu minggu sebelum prosedur operasi dilakukan.

·         Anda mungkin perlu memakai stoking kompresi untuk membantu mencegah pembekuan darah di pembuluh darah kaki Anda.

·         Anda mungkin juga perlu suntikan obat anti pembekuan darah untuk membantu mencegah DVT atau trombosis vena dalam.

·         Dokter mungkin memberi obat antibiotik sebelum operasi untuk membantu mengurangi risiko infeksi.

·         Pemasangan traksi untuk mensejajarkan tulang yang patah sebelum operasi.

Bagaimana prosedur pemasangan pen patah tulang dilakukan?

Operasi pemasangan pen untuk patah tulang umumnya dilakukan oleh dokter bedah dan dapat berjalan selama beberapa jam. Prosedur ini dimulai dengan memberi anestesi atau obat bius, baik lokal atau total, tergantung kondisi masing-masing pasien.

Bila mendapat bius total, Anda akan tertidur selama prosedur operasi berjalan. Namun, bila hanya mendapat bius lokal, Anda hanya akan mengalami mati rasa di area tulang yang akan dioperasi.

Setelah dibius, dokter akan membuat sayatan di area kulit, di atas lokasi tulang yang patah. Kemudian, dokter akan memindahkan, mensejajarkan, dan menempatkan patahan-patahan tulang ke posisi yang tepat. Di patahan-patahan tulang ini, dokter akan memasangkan pen untuk menahan bagian yang patah tersebut.

Bentuk pen yang digunakan bisa salah satu dari pelat, sekrup, paku, batang, kabel, atau kombinasi di antaranya. Namun umumnya, batang atau paku logam akan ditempatkan di dalam tulang Anda, sedangkan sekrup dan pelat logam menempel di permukaan tulang. Adapun kabel biasanya digunakan bersama sekrup dan pelat.

Setelah pen terpasang, sayatan akan ditutup dengan jahitan atau staples dan dilapisi dengan perban. Terakhir, area operasi tersebut akan ditutup dan dilindungi dengan gips atau belat selama masa penyembuhan.

Untuk pemasangan pen eksternal, prosedur yang dijalankan sama. Hanya saja setelah memasangkan pen di dalam tulang yang patah, batang logam atau bingkai akan dipasangkan di luar tubuh Anda untuk menstabilkan tulang dan memastikannya sembuh di posisi yang tepat.

Apa yang terjadi setelah operasi pemasangan pen patah tulang?

pemulihan pasca operasi lutut

Setelah menjalani operasi pemasangan pen pada patah tulang, umumnya Anda perlu melakukan rawat inap untuk meredakan efek dari anestesi. Selama menjalani rawat inap tersebut, Anda mungkin akan mendapat obat pereda nyeri bila dibutuhkan.

Lamanya rawat inap diperlukan tergantung pada kondisi masing-masing pasien, termasuk apakah Anda memiliki cedera lainnya yang memerlukan perawatan. Setelah Anda diperbolehkan pulang, dokter dan perawat biasanya akan memberikan informasi mengenai perawatan area bekas operasi di rumah dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Proses pemulihan

Proses pemulihan pascaoperasi patah tulang bisa berbeda pada setiap pasien. Untuk kasus patah tulang yang ringan, Anda mungkin perlu 3-6 minggu untuk pulih. Namun pada kasus patah tulang yang parah dan di area tulang yang panjang, umumnya dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat kembali beraktivitas normal.

Selama masa pemulihan ini, Anda mungkin perlu melakukan fisioterapi untuk membantu memperkuat otot, memulihkan tulang, serta mengurangi kekakuan. Selama menjalani fisioterapi ini, fisioterapis mungkin akan meminta Anda untuk mengikuti program latihan atau olahraga yang membantu Anda melatih gerak.

Selain itu, jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan yang baik untuk patah tulang guna mempercepat masa pemulihan. Hindari pula hal-hal yang memperlambat masa pemulihan operasi patah tulang, seperti mengonsumsi alkohol, merokok, mengemudi, mengoperasikan mesin, dan sebagainya.

Apakah pen di dalam tulang perlu dilepas?

Sebenarnya, berapa lama pen dipasang pada tulang yang patah tergantung pada kondisi pasien dan implan itu sendiri. Bila tetap dalam kondisi baik dan tak ada keluhan apapun, pen bisa terpasang sangat lama atau bahkan selamanya.

Dengan kata lain, pen tulang yang telah terpasang cukup lama tidak harus selalu dilepas, meski tulang yang patah tersebut telah tersambung dengan baik. Pasalnya, implan logam ini memang sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat bertahan dalam waktu lama di dalam tulang.

Namun, tentunya tidak semua orang bisa serta-merta mempertahankan pemakaian pen dalam tubuhnya. Ada beberapa kondisi yang lebih menganjurkan Anda untuk melepas pen yang tertanam dalam tulang, seperti:

·         Timbul rasa nyeri yang umumnya karena infeksi atau alergi terhadap implan.

·         Terjadi kerusakan saraf akibat jaringan parut.

·         Tulang tidak pulih seperti yang diharapkan dan perlu diganti bentuk implan lainnya.

·         Penyembuhan tulang yang tidak sempurna (nonunion).

·         Implan mengalami kerusakan atau patah akibat tekanan secara terus menerus atau tidak terpasang dengan benar.

·         Merusak atau menekan sendi.

·         Sering melakukan aktivitas olahraga yang berisiko memberikan beban berat pada tulang yang pernah patah (olahraga weight-bearing).

Apakah berbahaya jika pen tidak dilepas?

Anda pada dasarnya tidak perlu cemas karena umumnya pemakaian pen terbilang aman dan tidak berisiko menimbulkan masalah apapun. Bahkan tidak menutup kemungkinan, Anda justru akan menghadapi serangkaian masalah baru karena memaksakan operasi pengangkatan pen tulang.

Apa saja risiko dari operasi angkat pen? Fungsi tulang pada bagian yang sebelumnya telah dipasangi pen mungkin akan melemah karena tubuh telah cukup terbiasa dengan kehadiran pen patah tulang. Selain itu, infeksi, kerusakan saraf, risiko anestesi, hingga kemungkinan tulang kembali patah mungkin muncul usai melalui prosedur pelepasan pen.

Risiko lain yang juga dapat terjadi, yakni rusaknya struktur otot, kulit, dan jaringan lainnya di sekitar area tulang yang pernah ditanami pen.

Lalu apa risiko jika pen tidak dilepas dari tubuh? Pada beberapa kasus, komponen logam di dalam pen bisa memicu munculnya iritasi di jaringan sekitar tulang. Adapun kondisi ini dapat menyebabkan bursitistendonitis, atau komplikasi lainnya. Selain itu, bila terjadi infeksi, pen tulang yang tidak dilepas bisa merusak tulang dan jaringan lunak di sekitarnya.

Prosedur operasi pengangkatan pen patah tulang

operasi kanker kulit

Prosedur operasi pengangkatan pen tulang tak jauh berbeda dengan saat pemasangan dilakukan. Sebelum tindakan operasi, dokter umumnya akan memberi anestesi atau obat bius terlebih dahulu pada pasien.

Selanjutnya, dokter bedah akan mengangkat pen melalui sayatan yang sama ketika pen pertama kali dimasukkan. Pen ini terkadang sulit ditemukan dan diangkat karena kerap tertutup jaringan parut atau tulang. Oleh karena itu, dokter biasanya akan membuat sayatan lebih besar untuk mengangkatnya.

Bila terjadi infeksi, dokter bedah akan mengangkat jaringan yang terkena infeksi terlebih dahulu dengan prosedur debridement. Implan yang lama akan diangkat, kemudian implan yang baru akan dipasang kembali bila tulang belum sembuh dengan baik. Pemasangan implan kembali ini pun umumnya dilakukan bila pasien mengalami alergi terhadap pen sebelumnya. Namun tentunya, penggantian pen ini menggunakan bahan logam yang berbeda dan aman.

Setelah menjalani operasi pengangkatan pen, Anda pun akan memasuki masa pemulihan, yang umumnya sama seperti pascaoperasi pemasangan pen. Selama masa pemulihan ini, Anda mungkin tidak diperbolehkan untuk mengangkat beban terlebih dahulu. Namun sebaiknya, tetap konsultasikan dengan dokter mengenai masa pemulihan ini.

 

Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: